Bagaimana Cara Fintech Menjamin Keamanan Data Penggunanya?
Pertumbuhan dari Financial Technology atau perusahaan fintech di Indonesia pada saat ini menjadi begitu pesat. Fakta tersebut berdasarkan bukti bahwa pada saat ini Otoritas Jasa Keuangan telah mencatat jika ada perusahaan fintech sebanyak 113 telah terdaftar serta mendapatkan izin yang mana diiringi dengan sebanyak 70,63 persen masyarakat memahami fintech pada tahun 2018.
Dengan tingginya perkembangan serta penetrasi terhadap fintech tersebut juga menimbulkan sebuah tantangan, baik itu pelaku industri, masyarakat bahkan pemerintah. Tantangan tersebut adalah kekhawatiran mengenai perlindungan akan data pribadi yang diajukan pada fintech.
Pentingnya sebuah data bagi perusahaan Fintech
Menurut Alie Tan yang merupakan CTO serta Co-Founder dari Kredivo, mengatakan jika data yang tersimpan pada suatu perusahaan fintech mempunyai peranan yang penting dalam menghadirkan sebuah layanan inovatif untuk para masyarakat. Analisis data dapat membantu pelaku pada perusahaan fintech agar mampu dalam memahami konsumen dan memberikan layanan atau produk yang terbaik.
Akan tetapi pada sisi lainnya, perlindungan terhadap data pribadi dari seorang pengguna turut menjadi hak mereka dan kewajiban bagi pelaku perusahaan agar ikut berkomitmen dalam hal tersebut. Menjadi seorang CTO, Alie Tan tentu saja dituntut dalam memahami keamanan pada data pribadi milik para pengguna yang sesuai pada regulasi dari OJK.
Menurutnya Kredivo yang menjadi layanan keuangan yang telah terdaftar serta diawasi oleh OJK tentu akan selalu merujuk regulasi dari OJK mengenai batasan terhadap data pribadi seorang pengguna, hal apa saja yang dapat diakses dan yang tidak dapat diakses sebab Kredivo sangat membatasi ruang pada akses data pribadi seorang pengguna secara ketat yang mana hal tersebut berlaku pada karyawan internal maupun tim engineer dari Kredivo.
Pada bagian internal perusahaan diterapkan akses secara ketat dan juga terbatas mengenai data pribadi seorang pengguna. Seluruh data pengguna nantinya akan di enkripsi serta tidak dapat untuk diakses pihak luar dengan mudah. Data yang dianalisa juga bukan identitas pribadi seorang pengguna akan tetapi mengenai perilaku konsumsi dari pengguna.
Indonesia merupakan salah satu negara yang dimana pengguna internet aktif paling banyak di dunia sedang mencontoh dan mempraktikkan seperti negara-negara Uni Eropa, yang mana perlindungan terhadap data pribadi menjadi suatu hal krusial serta telah diatur melalui General Data Protection Regulation.
GDPR sendiri merupakan regulasi hukum yang ada pada Uni Eropa serta dapat mengatur dengan rinci mengenai penggunaan terhadap data pribadi yang dimiliki oleh warga Uni Eropa beserta sanksi jika melanggarnya.
Agar dapat menyikapi tantangan itu, masyarakat yang menjadi sebagai pengguna layanan serta jasa fintech ataupun suatu aplikasi yang berbasis teknologi dituntut agar dapat menjadi semakin cerdas dalam mengelola atau melindungi data yang bersifat pribadi milik mereka.
Beberapa cara menghindari kebocoran data ketika menggunakan fintech
Agar dapat mencegah kebocoran data yang bersifat pribadi tersebut agar tidak jatuh kedalam perusahaan fintech ilegal atau tidak jelas asal usulnya, berikut ini beberapa cara yang perlu untuk diperhatikan apabila hendak menggunakan platform fintech.
Pastikan perusahaan tersebut telah mendapatkan izin serta terdaftar di OJK
Masyarakat juga perlu mencari informasi secara detail terhadap suatu layanan maupun platform pinjaman online yang dipakai ketika hendak melakukan transaksi. Perhatikan secara baik apakah industri tersebut telah terdaftar serta memiliki izin resmi dari OJK.
Memperhatikan kembali pada izin akses suatu aplikasi
Masyarakat juga harus dapat memperhatikan secara keseluruh mengenai persetujuan atau data apa saja yang ingin diakses oleh suatu aplikasi yang terdapat di ponsel pintar, perhatikan secara detail dan jangan asal menekan opsi “allow” ketika hendak memakai aplikasi, sebab bisa saja ada pihak tidak bertanggung jawab akan dapat dengan mudah mengakses berbagai macam data yang bersifat pribadi yang terdapat di ponsel tersebut.
Mengaktifkan fitur keamanan yang terdapat di platform
Setiap dari platform pinjaman resmi dan telah terdaftar pada OJK tentu saja mempunyai suatu fitur keamanan dan berfungsi untuk memberikan rasa aman terhadap para pengguna aplikasi tersebut, mulai dari verifikasi, gembok akun, blokir akun hingga mode privasi. Pastikan sekali lagi jika telah menggunakan fitur tersebut ketika hendak melakukan sebuah transaksi.
Mengunduh aplikasi melalui sumber resminya
Kemudian yang terakhir yaitu pastikan jika mengunduh suatu aplikasi pinjaman online hanya melalui sumber resminya seperti Play Store atau App Store, sebab apabila aplikasi tersebut diunduh melalui sumber yang tidak resmi akan memiliki potensi untuk memberikan akses data-data pribadi kepada pihak tidak bertanggung jawab yang akan mengambil data yang bersifat pribadi tersebut menggunakan malware maupun adware.
Kesadaran serta kebijaksanaan seluruh pihak dalam menggunakan atau menginformasikan data yang bersifat pribadi menjadi sebuah kunci untuk membangun digital society. Untuk beberapa pelaku industri, menjadi hal yang wajar jika tidak selalu berorientasi terhadap keuntungan pribadi, akan tetapi lebih kepada kontribusi dalam membuat ekosistem digital menjadi aman serta kondusif.