Meski Ada Gelombang PHK Startup, Sektor Fintech Masih Menarik Hati Investor

Meski Ada Gelombang PHK Startup, Sektor Fintech Masih Menarik Hati Investor

Saat ini sedang ramai dibicarakan serta menjadi buah bibir dari berita mengenai gelombang karyawan startup berupa PHK atau pemutusan hubungan kerja yang cukup menghebohkan dunia kerja atau dunia bisnis. Kendati di tengah kehebohan demikian, startup pada sebuah sektor keuangan teknologi pun saat ini masih menjadi buah bibir serta perhatian oleh beberapa investor di luar sana.

Tidak hanya investor dalam negeri saja tetapi beberapa investor dari luar negeri pun banyak yang masih menjadi investor di perusahaan Indonesia. Para investor asing melakukan investasi dengan peran sebagai Lender atau bisa disebut dengan P2P atau menjadi peran lender pada media keuangan teknologi berupa Peer to Peer.

 Berdasarkan hal tersebut, bisa dikatakan bahwa beberapa peneliti yang mengamati hal tersebut memberikan beberapa penilaian yakni perusahaan startup di Indonesia tersebut kini pun masih menjadi perhatian dan minat walaupun faktanya terdapat beberapa perusahaan startup yang telah memberikan PHK terhadap beberapa karyawannya.

Bahkan hingga saat ini, Investment Analyst yang ada pada Central Capital Ventura, yaitu  Deandra Fidelia Marbun, memberikan hasil pemikirannya berdasarkan hal tersebut. Dalam hal itu memberi pernyataan berupa meskipun demikian meskipun banyaknya beberapa perusahaan venture capital atau VC yang berasal dari sektor agnostik sebagai modal maka akan lebih banyak yang merasa tertarik dengan keuangan teknologi. 

Dijelaskan kembali oleh Deandra saat sedang dalam konferensi yang telah diadakan oleh pihak Dailysocial yang dilakukan secara virtual atau daring. Deandra menyatakan bahwa hal tersebut berdasarkan pengalaman yang dialami sendiri oleh Deandra Fidelia Marbun, selaku pejabat sebagai Investment Analyst yang ada pada Central Capital Venture tersebut meskipun mereka lebih banyak terdapat dalam sektor agnostis tetapi investor tetap banyak yang merasa tertarik saat mereka ke keuangan teknologi.

Meski Ada Gelombang PHK Startup, Sektor Fintech Masih Menarik Hati Investor

Bisa dikatakan bahwa permodalan dalam venture capital menuju keuangan teknologi memiliki kemungkinan bahwa diluar sana masih banyak. Hal tersebut sudah dibuktikan berdasarkan fakta yang terjadi dalam lapangan yakni sama dengan beberapa tahun sebelum ini.

Selain itu, Deandra Fidelia Marbun juga menyampaikan bahwa, startup keuangan teknologi pun akan tetap terkenal di beberapa tahun yang akan datang pada lingkungan masyarakat dalam berbagai sektor dan kalangan masyarakat manapun.

berdasarkan kejadian yang terjadi fakta di lapangan, telah ada bukti bahwa dalam semua sudut yang ada di dunia bahwa suatu perusahaan kelak akan jadi suatu perusahaan yang memiliki basis berupa keuangan teknologi atau fintech.

Hal tersebut bukan berarti tidak ada alasan, disebabkan oleh startup keuangan teknologi yang dapat memberi bantuan suatu hari nanti dalam proses infrastruktur pada sisi belakang dari suatu perusahaan dalam sektor di mana saja.

Jika sedang membicarakan mengenai apapun yang masih dapat berkembang, saat itu juga Deandra Fidelia Marbun menyampaikan bahwa masih banyaknya kesempatan yang memiliki potensi dengan adanya startup dalam sektor keuangan teknologi atau fintech. Tidak hanya itu saja, masih tidak sedikit yang dapat dikembangkan, berdasarkan hubungan vertikal keuangan teknologi yang sedang ada.

Selain itu, bisa memiliki potensi masuk ke media berupa web3 atau bisa disebut dengan kripto base fintech, lalu kemudian ada blockchain base fintech. Hal tersebut memberi arti bahwa kini masih ada beberapa hal terkait yang masih dapat berkembang dan dikembangkan dalam sektor tersebut.

Sementara itu, berdasarkan data yang dimiliki oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK, total dari pinjaman P2P Lending dalam kuartal I – 2022 memiliki nilai sebesar Rp 36,16 triliun dengan jumlah Rp 6,98 triliun atau sama saja dengan nilai 19,3%. Lebih jelasnya, pada hal tersebut merupakan menyalur sebagai pinjaman dari lender yang berasal dari luar Indonesia. 

Akumulasi rekening peminjam yang ada yakni 3.382 dan tentu saja asalnya dari luar Indonesia. 

Berdasarkan penuturan dari Gemal Panggabean selaku yang menjabat sebagai Pengamat dan Praktisi Publikasi pada Bidang Startup yang juga memiliki jabatan juga sebagai head of Research and Editor dalam Duniafintech.com telah menyampaikan beberapa alasan tentang beberapa lender luar Indonesia yang telah masuk di Indonesia yang lebar serta imbal yang telah menghasilkan nilai yang lebih besar daripada di negaranya sendiri.

Selain hal tersebut, seorang lender dari luar Indonesia pada umumnya menghampiri Indonesia sebab mempunyai rasa tertarik atau bisa dikatakan memiliki suatu hubungan dengan pemilik dari beberapa lembaga yang membuat P2P lending yang asalnya dari luar Indonesia sebagai pemilik langsung.

Tidak hanya itu, Gemal Panggabean telah memberi pernyataan mengenai orang yang terlibat dalam startup harus bisa memeriksa bagaimana kerja P2P Lending di dalam Indonesia, serta memberi pengajuan nilai lebih ke seorang investor.

Sebab, alasan seorang investor tertarik untuk terlibat dalam pasar saham di negara Indonesia yakni suatu kepercayaan.